Selasa, 25 September 2012

Mengapa Wanita Harus Berhijab?

Pertanyaan ini sangat penting namun jawabannya justru jauh lebih penting. Satu pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang cukup panjang. Jilbab atau hijab merupakan satu hal yang telah diperintahkan oleh Sang Pembuat syariat. Sebagai syariat yang memiliki konsekwensi jauh ke depan, menyangkut kebahagiaan dan kemashlahatan hidup di dunia dan akhirat. Jadi, persoalan jilbab bukan hanya persoalan adat ataupun mode fashion Jilbab adalah busana universal yang harus dikenakan oleh wanita yang telah mengikrarkan keimanannya. Tak perduli apakah ia muslimah Arab, Indonesia, Eropa ataupun Cina. Karena perintah mengenakan hijab ini berlaku umum bagi segenap muslimah yang ada di setiap penjuru bumi.

Berikut kami ulas sebagian jawaban dari pertanyaan di atas:

Selasa, 11 September 2012

adakah aku dalam rahmatMu?

ya Allah, sekiranya aku cinta dunia,
rahmatilah aku agar lebih mencintai akhirat,
sekiranya aku mencintai manusia,
lebihkanlah cintaku kepadaMu ya Allah.
sekiranya hatiku terpaut pada kenikmatan dunia,
kuatkanlah pautan hatiku pada nikmat syurga.
sekiranya aku jatuh hati,
jatuhkanlah hatiku padaMu,
sekiranya aku gila mengejar duniawi,
tambahkanlah kegilaanku mengejar syurgaMu.
aku insan lemah ya Allah,
aku usaha dan Engkau yang memakbulkan.
usah sesekali Kau biarkan aku terkapai sendirian,
tempatkan aku dalam perhatianMu
aku inginkan keberadaanMu dalam setiap lakuku.
coba dan mencoba lagi.
takkan pernah berhenti.
kan ku kejar cintaMu.
kan ku impikan rahmatMu.

#luahan hati kecil

Minggu, 09 September 2012

MENELADANI CARA MAKAN RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM

MENELADANI CARA MAKAN RASULULLAH SHALALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM

1. Ibnul Qayyim berkata: Barangsiapa yang memperhatikan makanan yang dikonsumsi Nabi, niscaya ia mengerti bahwa beliau tidak pernah memadukan menu antara SUSU dengan IKAN, atau antara SUSU dengan CUKA, atau antara DUA MAKANAN yang sama-sama MENGANDUNG UNSUR PANAS, UNSUR DINGIN, UNSUR LENGKET, UNSUR PENYEBAB SEMBELIT, UNSUR PENYEBAB MENCRET, UNSUR KERAS, atau DUA MAKANAN yang mengandung UNSUR KONTRADIKTIF, misalnya antara MAKANAN YANG MENGANDUNG UNSUR PENYEBAB SEMBELIT DENGAN YANG MENGANDUNG PENYEBAB MENCRET, ANTARA YANG MUDAH DICERNA DENGAN YANG SULIT DICERNA, ANTARA YANG DIBAKAR DENGAN YANG DIREBUS, ANTARA DAGING YANG SEGAR, DENGAN YANG SUDAH DIGARAMI DAN DIKERINGKAN, ANTARA SUSU DENGAN TELUR, DAN ANTARA DAGING DENGAN SUSU.
Beliau tidak pernah makan pada saat makanan tersebut masih sangat panas atau masakan yang dihangatkan untuk besok, makanan-makanan yang bulukan (berjamur) dan asin, seperti makanan-makanan yang DIASINKAN, DIASAMKAN, atau DIHANGUSKAN. Semua makanan ini berbahaya dan menimbulkan berbagai macam gangguan kesehatan.

2. Nabi Shalallahu ‘alaihi wassalam biasa melawan unsur panas pada makanan dengan unsur dingin pada makanan lain, unsur kering suatu makanan dengan unsur basah pada makanan lain, sebagaimana beliau memakan mentimun dengan ruthob (kurma matang yang belum dikeringkan), makan tamr (kurma kering) dengan minyak samin, meminum ekstrak kurma untuk melunakkan chymus (Materi semi cair, homogen, berkrim atau seperti gruel yang dihasilkan oleh pencernaan makanan oleh lambung) makanan-makanan keras. Itulah intisari makanan sehat.

3. Beliau tidak biasa minum ketika sedang makan, sehingga akan merusaknya, apalagi jika air tersebut panas atau dingin, karena itu pola makan yang buruk sekali.

4. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “Rasulullah tidak pernah mencela makanan sedikitpun, jika suka, beliau memakannya, jika tidak dibiarkannya, tidak memakannya.” (HR. Bukhari : 5409, dan Muslim : 2064)

5. Beliau menyukai daging, yang paling beliau sukai adalah lengan dan bagian depan kepala kambing. Karena itu, seorang wanita Yahudi pernah meracuninya.

6. Pernah suatu ketika Rasulullah diberi daging, lantas diperlihatkan bagian lengan kepada beliau, maka beliau menyukainya. (HR. Bukhari : 5712, dan Muslim : 194)

7. Daging yang disukai Nabi adalah yang paling baik dan paling mudah dicerna oleh lambung, baik itu daging leher, lengan maupun lengan atas.

8. Beliau juga menyukai makanan-makanan manis dan madu. Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiallahu anh, ia berkata, “Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam menyukai makanan-makanan manis dan madu.” (Shahihul Bukhari : 5614).

9. Beliau biasa makan roti dengan lauk apa saja yang beliau punya, kadang daging, kadang semangka, kadang kurma, dan kadang cuka. Beliau bersabda, “Sebaik-baik lauk adalah cuka.” (Shahih Muslim : 2052).

10. Beliau biasa makan buah-buahan hasil panen negerinya pada musimnya, beliau tidak memantangnya. Ini juga merupakan sarana paling besar untuk menjaga kesehatan.

11. Rasulullah bersabda : “Aku tidak makan sambil bersandar.” (Shahihul Bukhari : 5398)
Ada tiga cara bersandar:
a. Bersandar pada rusuk.
b. Bersila.
c. Bersandar diatas sesuatu.
Jenis pertama menyulitkan makan, karena ia menghalangi aliran makanan secara alami, menghambat kecepatan masuknya makanan ke lambung, dan menekan lambung sehingga sulit terbuka untuk makanan. Lambung akan miring, tidak tegak, sehingga makanan tidak mudah sampai kepadanya.
Adapun dua jenis lainnya merupakan gaya duduk orang-orang sombong yang bertentangan dengan jiwa kehambaan.

12. Dalam hadits Anas disebutkan, “Saya melihat Nabi shalallahu ‘alaihi wassallam duduk dengan posisi iq’a sambil memakan kurma.” (Shahih Muslim : 2044)
Beliau biasa duduk dengan posisi iq’a untuk makan, maksudnya duduk dalam posisi bertumpu pada kedua lutu, seraya memposisikan perut telapak kaki kanan, sebagai bentuk ketawadhuan kepada Rabbnya. Ini merupakan posisi paling baik pada saat makan.

13. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian makan, maka janganlah ia membersihkan tangannya sebelum menjilatinya.” (Muttafaqun ‘Alaih, Bukhari : 5376, dan Muslim : 2031).

14. Beliau makan dengan menggunakan tiga jemari beliau, dan ini merupakan cara menyuap makanan yang paling bermanfaat.

15. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Wahai anak kecil! Sebutlah nama Allah (BISMILLAH), makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang terdekat darimu.” (Muttafaqun ‘Alaih, Bukhari : 5376, dan Muslim : 2022).

Demikianlah cara makan yang paling baik adalah cara makan beliau shalallahu ‘alaihi wassallam dan cara makan siapa saja yang meniru cara beliau.

Diringkas dari kitab : KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI, Penulis : Aiman bin ‘Abdul Fattah, Halaman 175 - 178. Penerbit : Al-Qowam.

Selasa, 04 September 2012

Ya Rasulullah

Ya Rasulullah,
Kau tinggalkan al-Quran untuk menjadi rujukan kami,
Kau tinggalkan sunnah mu untuk menjadi pedoman kami,
Kau tinggalkan akhlak mu untuk kami contohi,
Kau tinggalkan pewaris mu, para ulama untuk kami pelajari,

Ya Rasullah,
Kami menyanjung betapa hebatnya kerajaan Islam yang dibina umatmu dahulu,
Kami menyanjung betapa luasnya empayar Islam yang dibina umatmu dahulu,
Kami menyanjung betapa hebatnya keberanian umatmu melawan musuh tanpa gentar,

Ya Rasulullah,
Namun,segala-galanya telah berubah ditenggelami zaman,
Umatmu di sana menderita dianayai bangsa yang telah engkau sebutkan dahulu,
Umatmu di sini hanya mampu melihat penderitaan mereka,

Ya rasulullah,
Alangkah malunya jika kau melihat keadaan umatmu sedang lakukan kini,
Kami sibuk mengejar seberapa harta yang mampu dikaut,
Tidak tertahan tergoda dengan hawa nafsu, mengejar cinta yang tiada kepastian,
Tidak terdaya melindungi kaum muslimah,
Terhimpit dengan sifat jahiliyah yang perangi dahulu,
Obses dengan hiburan melampau,
Asyik dengan pemujaan ‘berhala moden’,

Ya Rasulullah,
Kami benar-benar bagaikan buih-buih di lautan seperti yang engkau katakan,
Kami benar-benar berdusta dengan risalah yang dibawa mu,
Kami berasa sangat malu untuk bertemu denganmu kelak,

Ya Rasulullah,
Kasih sayangmu kepada kami, tak terbalas,

Ya Rasulullah,
Layakkah kami menjadi umatmu?

Agar Kau Menjadi Ikhlas


Kiat-kiat menuju keikhlasan

Ini adalah perkara paling sulit yang dialami manusia yaitu mewujudkan keikhlasan dalam beribadah. Merupakan perkara yang sangat sulit.

Dapat dipahami juga -dari pertanyaan di atas- bagaimana cara menjauhi kesyirikan, karena ikhlas lawannya adalah syirik.

Dan kita sebagai thalabul ilm (penuntut ilmu) adalah sangat mudah terkena bala’ yaitu syirik ashghar/syirik kecil.

Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Yang paling aku takutkan atas kamu sekalian adalah syirik kecil”. Para shahabat bertanya: “Apa itu Wahai Rasulullah?”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “ar Riya’”.

RIYA’

Bagaimana kiat untuk beramal dengan ikhlas dan terjauhkan dari kesyirikan/riya’?

Yakni dengan ilmu dan amal, demikian juga harus mengamalkannya:
Pertama; Mengenal/mengerti jenis-jenis tauhid.

Kedua; Mengerti apa-apa yang Allah sediakan di negeri akhirat nanti dan mengerti ancaman-ancaman Allah bagi pelaku kesyirikan.

Ketiga; Takut dengan riya’.

Keempat; Lari menjauhi dari celaan Allah, sehingga amalan-amalan kita akan dilandasi dengan al ikhlas. Bagi orang yang berakal, maka akan mengetahui yang lebih utama yaitu lari dari celaan Allah.

Kelima; Mengetahui apa-apa yang menyebabkan larinya syaithan karena riya’ ditimbulkan oleh syaithan.

Keenam; Menyembunyikan amalan.

Ketujuh; Tidak terpengaruh celaan manusia dan pujian manusia.

Kedelapan; Berteman dengan orang-orang yang senantiasa berbuat ikhlas dan bertaqwa.

Kesembilan; Mengetahui sebab-sebab riya’ (sebab-sebab mengerjakan riya’) Di antaranya mencintai
kelezatan pujian, lari dari celaan manusia, tamak dengan apa-apa yang ada pada manusia.

Kesepuluh; Berdoa kepada Allah di waktu-waktu yang mustajab.

FAIDAH

Berkata Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin:
Maka ketahuilah bahwa syaithan terkadang datang kepadamu tatkala kamu ingin berbuat baik kemudian berkata, “Bahwa kamu mengamalkan ini riya’ saja” sehingga -hal itu- bisa mengendorkan kemauan kamu karena bisikan syaithan.

Akan tetapi janganlah kamu menggubris hal ini dan berpaling kepada syaithan dan jangan kamu taati syaithan, bahkan amalkanlah kebaikan kamu.

Maka apakah kamu jika ditanya, “Apakah kamu mengamalkan ini riya?”, maka tentu kamu akan jawab, “Tentu ini bukan riya’”. Maka kalau demikian itu adalah was-was yang syaithan mendatangimu, maka janganlah digubris.
Wallahu a’lam

Jawaban oleh Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al Makassary ditranskrip dari tanya jawab seusai dars rutin ba’da maghrib di ma’had Minhajus
Sunnah Muntilan. Catatan asli ada pada penulis.

Minggu, 02 September 2012

Caraku Mencintaimu

   
Aku mencintaimu dengan caraku sendiri.
Entahlah kalau kamu sadar ataupun tidak.
Aku mencintaimu dengan mendoakanmu di setiap sujudku.
Karena aku tahu betul, kau tiada pernah menghadap tuhanmu.

Aku mencintaimu dengan cara mengerti bahwa kau tidak pernah sholat.
Maka aku ajarkan dirimu bagai mana mencari bekal akheratmu.
Aku tahu kamu gak bisa mengaji, walau kau seorang muslim.

Aku mencintaimu dengan cara sendiri.
Mengajakmu mengenal surga yang abadi.
supaya kamu tau, kelak kita akan bersama di sana.

Aku mencintaimu dengan cara setia padamu.
Saat kau pergi jauh dariku aku masih menyimpan semua tentangmu.

Aku tahu, hal tersebut memang tidak ada romantis-romantisnya.
Untuk itu, aku minta maaf padamu.

Tapi, begitulah caraku mencintaimu.
Aku Berharap, kau mengerti.
Dan bisa Memahamiku
Dalam setiap langkahku.....