Kamis, 20 Desember 2012

Ketika Hati Seorang Muslimah Terluka


Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Ia akan menghapus air matanya dengan imannya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Ia akan menguatkan hatinya dengan ilmunya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Hari-harinya akan ia penuhi dengan semangat perubahan lebih baik pada dirinya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Ia menari dalam doa permohonan ampunan terhadap Rabbnya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Wajah kusutnya tetap terlihat indah bagi dunia

Ketika hati seseorang muslimah sedang terluka,
Bibir merahnya menyimpulkan untuk hidupnya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Matanya basah oleh lembut hatinya..

Ketika hati seorang muslimah sedang  terluka,
Dunianya terasa akan berlanjut dan ia harus tegar..

Ketika hati seorang  muslimah sedang terluka,
Jiwa lembutnya sampaikan ketenangan pada hati kecilnya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Akal dan hatinya akan hadir untuk menanti kesadarannya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Tangannya ia gunakan seperti biasanya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Tidak akan ada perubahan dalam dirinya oleh hal-hal yang tidak berguna..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Ia gunakan kesadarannya untuk menjaga perasaan orang di sekitarnya..

Ketika hati seorang musliamah sedang terluka,
Air matanya dijadikan do’a untuk keselamatan orang yang melukainya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Jari jemarinya tetap tergerak untuk menolong orang lain tanpa beban di hatinya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Hidupnya tetap menjadi kebahagiaan bagi orang-orang disekelilingnya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Ia akan tetap meneruskan liku-likunya..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Kepercayaan dirinya tetap tak akan pudar..

Ketika hati seorang muslimah sedang terluka,
Ia dan dirinya tetap menjadi Muslimah..

Tabahkanlah hatimu, duhai muslimah di saat dirimu terluka..

Anggaplah ujian ini sebagai anugerah terindah dari-Nya, karena Dia ingin senantiasa dekat denganmu..

Allahu a’lam

sumber => Ratu Annisa
Via :@arthsz_Ummu Bilal

Senin, 10 Desember 2012

Tujuan Pernikahan Dalam Islam

Oleh
Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas


1. Untuk Memenuhi Tuntutan Naluri Manusia yang Asasi
Pernikahan adalah fitrah manusia, maka jalan yang sah untuk memenuhi kebutuhan ini adalah dengan ‘aqad nikah (melalui jenjang pernikahan), bukan dengan cara yang amat kotor dan menjijikkan, seperti cara-cara orang sekarang ini; dengan berpacaran, kumpul kebo, melacur, berzina, lesbi, homo, dan lain sebagainya yang telah menyimpang dan diharamkan oleh Islam.

2. Untuk Membentengi Akhlaq yang Luhur dan untuk Menundukkan Pandangan.
Sasaran utama dari disyari’atkannya pernikahan dalam Islam di antaranya adalah untuk membentengi martabat manusia dari perbuatan kotor dan keji, yang dapat merendahkan dan merusak martabat manusia yang luhur. Islam memandang pernikahan dan pem-bentukan keluarga sebagai sarana efektif untuk me-melihara pemuda dan pemudi dari kerusakan, dan melindungi masyarakat dari kekacauan.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Jumat, 07 Desember 2012

Jika Engkau Berharap Berjumpa Dengan-Nya


Segala puji hanyalah milik Allāh subḥānahu wa ta’ālā semata. Ṣalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi yang tiada lagi nabi sesudahnya, dan juga kepada keluarga dan shahabat beliau, serta orang-orang yang menempuh jalan yang mereka tempuh hingga hari akhir kelak.
Allāh subḥānahu wa ta’ālā berfirman,
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Rabb-nya, hendaklah dia beramal shalih dan janganlah menyekutukan Allāh dengan sesuatu apapun dalam beribadah kepada-Nya
(QS. Al Kahfi : 110)

Kamis, 06 Desember 2012

Doa Memohon Ampunan kepada Allah

Imām Bukhārī dan Imām Muslim meriwayatkan dari Abu Bakr a-iddīq raiyallāhu’anhu, beliau berkata kepada Rasulullāh allallāhu ‘alaihi wa sallam, “Ajarkanlah kepadaku suatu doa untuk aku baca di dalam ṣalātku.”

Maka, beliau menjawab, “Bacalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ , فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

/Allāhumma inni alamtu nafsī ulman kaīrā, wa lā yaghfiruunūba illa anta, faghfirlī maghfiratan min ‘indik, waramnī innaka antal Ghafūrur Raīm”/

Artinya:

Rabu, 05 Desember 2012

12 Amalan Untuk Meraih Derajat Syahid



Dari Anas bin Malik, Rasulullah berkata,

“Pada hari qiyamah kelak akan didatangkan kepada Allah seorang dari penghuni surga. Kemudian  Allah bertanya, “Wahai anak Adam, bagaimana kedudukan yang engkau dapatkan?” Ia menjawab, “Wahai Rabbku ini adalah kedudukan yang terbaik.” Allah Ta’ala berfirman (padanya), “Mintalah dan berharaplah.” Ia menjawab, “Wahai Rabbku, saya tidak akan meminta dan berharap kecuali saya ingin dikembalikan ke dunia agar saya terbunuh di jalan-Mu sepuluh kali lagi.” Hal itu karena ia melihat keutamaan orang yang mati syahid.”

[Shahih: Shahih Muslim no. 1877; Sunan An-Nasa`i no. 3160]

Anda merasakan getaran yang kuat dari perkataan salah seorang penghuni surga di dalam hadits ini? Anda merasakan nuansa kegembiraan atas apa yang diterimanya di surga setelah ia wafat dalam keadaan syahid? Anda merasakan isyarat akan betapa besarnya kebahagiaan yang akan diterima oleh orang yang mati syahid? Semoga Allah menjadikan qalbu Anda merasakannya. Jika belum juga, maka bacalah hadits berikut ini dengan penuh penghayatan dan cinta. Anda akan merasakan keagungan nikmat yang diterima oleh orang yang mati syahid.

Nu’aim bin Hammar menceritakan bahwa ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah,
“Siapakah syuhada` yang paling utama?” Rasululah  menjawab, “Yaitu orang-orang yang berada di barisan (perang) yang tidak melarikan diri sampai mereka terbunuh. Mereka adalah orang-orang yang akan menghuni ruangan tertinggi di surga dan Rabb mereka akan tertawa kepada mereka. Apabila Rabbmu telah tertawa kepada seorang hamba di dunia, maka ia tidak akan dihisab.”

[Shahih: Shahih Al-Jami’ no. 1107]

Anda sudah merasakannya wahai saudaraku? Ya, bersyukurlah kepada Allah atas nikmat itu. Saya melihat wajah Anda tersenyum bahagia membaca hadits di atas dan qalbu Anda penuh dengan optimism. Benarkah demikian saudaraku? Baiklah, saya sudah merasakan besarnya semangat Anda dan keingintahuan Anda tentang cara meraih derajat syahid. Berikut ini saya paparkan amal-amal yang bisa mengantarkan kita kepada derajat syahid, tanpa kita terjun ke medan jihad fi sabilillah lantas wafat di sana. Anda sudah siap mengetahui amal-amal tersebut? Mari kita kaji.