Senin, 15 April 2013

10 Karakter Muslimah yang Harus Diusahakan :)

1. Salimul Aqidah (Aqidah yang lurus)

Dengan aqidah yang bersih, kita akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah SWT. Dengan ikatan yang kuat itu kita tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan-ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah,  kita akan menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah. Jadi ga akan ke dukun, ga percaya zodiak dan takhayul, dll, yaaa.. ;)


2. Shahihul Ibadah (Ibadah dengan Benar) 
   “Shalatlah kamu sebagaimana melihat aku shalat”. Dari ungkapan Rasulullah ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan mahdhoh (sholat, puasa, zakat, dll) haruslah merujuk kepada sunnah Rasul SAW, yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan (bid’ah). Sudah benarkah ibadah kita? ;)


3. Matiinul Khuluq (Akhlak yang Kokoh)
 
Akhlak yang terpuji tuh penting, maka Rasulullah SAW diutus untuk memperbaiki akhlak dan Beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah SWT di dalam Al Qur’an. Allah berfirman yang artinya:“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS. 68:4).


4. Qowiyyul Jismi (Jasmani yang Kuat) 
Kekuatan jasmani berarti  kita memiliki daya tahan tubuh  yang baik sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat dan kuat. Apalagi berjihad di jalan Allah dan bentuk-bentuk perjuangan lainnya.

“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah (HR. Muslim)


5. Mutsaqqoful Fikri (intelek dalam berfikir) 
Makin banyak ilmu, makin banyak yang bisa kita lakukan. Bayangkan, ketika zaman sekarang kita (muslim/ah) tidak pintar, pasti kita yang akan dipinterin (oleh orang2 yang ga suka ama Islam)
Samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui?”, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS 39:9)


6. Mu(jahadatul Linafsihi (berjuang melawan hawa nafsu) 
    

Mujahadatul linafsihi merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan. Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran Islam)” (HR. Hakim) 

7. Haritsun Ala Waqtihi (pandai menjaga waktu)  

  Allah SWT memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama, yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan: “Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu”. kekekekeeekk…
    Ingat lima perkara : hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk, dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syu’unihi (teratur dalam suatu urusan)     
  Apapun yang dikerjakan, profesionalisme selalu diperhatikan. Bersungguh-sungguh, bersemangat, berkorban, berkelanjutan, dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan hal-hal yang mesti mendapat perhatian serius dalam penunaian tugas2.

9. Qodirun Alal Kasbi (memiliki kemampuan usaha mandiri)
   

Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik. Keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat riezeki dari Allah SWT. Rezeki yang telah Allah sediakan harus diambil dan untuk mengambilnya diperlukan skill atau ketrampilan.
    Lagipula, kita emang mesti punya duit. Kalo ga punya duit, gimana bisa kita sedekah, zakat, atau pergi haji? 

10. Nafi’un Lighoirihi (bermanfaat bagi orang lain)
      Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun kita berada, orang dicsekitar kita merasakan keberadaan kita. Jangan sampai keberadaan kita tidak menggenapkan dan ketiadaan  kita tidak mengganjilkan.
Yuk, persiapkan diri kita dan berupaya maksimal untuk bisa bermanfaat dan mengambil peran yang baik dalam lingkungan. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain” (HR. Qudhy dari Jabir).


(source : orangeumar)

Kamis, 11 April 2013

Apa Pekerjaan Yang Terbaik?


Oleh : Manakah pekerjaan terbaik bagi seorang muslim? Apakah berdagang lebih utama dari lainnya? Ataukah pekerjaan terbaik tergantung dari keadaan tiap individu?

Ada yang pernah bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ  عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

“Wahai Rasulullah, mata pencaharian (kasb) apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad 4: 141, hasan lighoirihi)

Pekerjaan yang Thoyyib

Kasb yang dimaksud dalam hadits di atas adalah usaha atau pekerjaan mencari rizki. Asy Syaibani mengatakan bahwa kasb adalah mencari harta dengan menempuh sebab yang halal. Sedangkan kasb thoyyib, maksudnya adalah usaha yang berkah atau halal. Sehingga pertanyaan dalam hadits di atas dimaksudkan ‘manakah pekerjaan yang paling diberkahi?

Kita dapat mengambil pelajaran penting bahwa para sahabat tidak bertanya manakah pekerjaan yang paling banyak penghasilannya. Namun yang mereka tanya adalah manakah yang paling thoyyib (diberkahi). Sehingga dari sini kita dapat tahu bahwa tujuan dalam mencari rizki adalah mencari yang paling berkah, bukan mencari manakah yang menghasilkan paling banyak. Karena penghasilan yang banyak belum tentu barokah. Demikian penjelasan berharga dari Syaikh ‘Abdullah bin Sholih Al Fauzan dalam Minhatul ‘Allam, 6: 10.