Kiat-kiat menuju keikhlasan
Ini adalah perkara paling sulit yang dialami manusia yaitu
mewujudkan keikhlasan dalam beribadah. Merupakan perkara yang sangat
sulit.
Dapat dipahami juga -dari pertanyaan di atas- bagaimana cara menjauhi kesyirikan, karena ikhlas lawannya adalah syirik.
Dan kita sebagai thalabul ilm (penuntut ilmu) adalah sangat mudah terkena bala’ yaitu syirik ashghar/syirik kecil.
Rasul Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Yang paling aku
takutkan atas kamu sekalian adalah syirik kecil”. Para shahabat
bertanya: “Apa itu Wahai Rasulullah?”. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: “ar Riya’”.
RIYA’
Bagaimana kiat untuk beramal dengan ikhlas dan terjauhkan dari kesyirikan/riya’?
Yakni dengan ilmu dan amal, demikian juga harus mengamalkannya:
Pertama; Mengenal/mengerti jenis-jenis tauhid.
Kedua; Mengerti apa-apa yang Allah sediakan di negeri akhirat nanti dan mengerti ancaman-ancaman Allah bagi pelaku kesyirikan.
Ketiga; Takut dengan riya’.
Keempat; Lari menjauhi dari celaan Allah, sehingga amalan-amalan kita
akan dilandasi dengan al ikhlas. Bagi orang yang berakal, maka akan
mengetahui yang lebih utama yaitu lari dari celaan Allah.
Kelima; Mengetahui apa-apa yang menyebabkan larinya syaithan karena riya’ ditimbulkan oleh syaithan.
Keenam; Menyembunyikan amalan.
Ketujuh; Tidak terpengaruh celaan manusia dan pujian manusia.
Kedelapan; Berteman dengan orang-orang yang senantiasa berbuat ikhlas dan bertaqwa.
Kesembilan; Mengetahui sebab-sebab riya’ (sebab-sebab mengerjakan
riya’) Di antaranya mencintai
kelezatan pujian, lari dari celaan
manusia, tamak dengan apa-apa yang ada pada manusia.
Kesepuluh; Berdoa kepada Allah di waktu-waktu yang mustajab.
FAIDAH
Berkata Ibnu Utsaimin rahimahullah dalam kitab Syarah Riyadhus Shalihin:
Maka
ketahuilah bahwa syaithan terkadang datang kepadamu tatkala kamu ingin
berbuat baik kemudian berkata, “Bahwa kamu mengamalkan ini riya’ saja”
sehingga -hal itu- bisa mengendorkan kemauan kamu karena bisikan
syaithan.
Akan tetapi janganlah kamu menggubris hal ini dan berpaling
kepada syaithan dan jangan kamu taati syaithan, bahkan amalkanlah
kebaikan kamu.
Maka apakah kamu jika ditanya, “Apakah kamu mengamalkan ini riya?”,
maka tentu kamu akan jawab, “Tentu ini bukan riya’”. Maka kalau demikian
itu adalah was-was yang syaithan mendatangimu, maka janganlah digubris.
Wallahu a’lam
Jawaban oleh Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Al Makassary ditranskrip
dari tanya jawab seusai dars rutin ba’da maghrib di ma’had Minhajus
Sunnah Muntilan. Catatan asli ada pada penulis.