Kamis, 06 Desember 2012

Doa Memohon Ampunan kepada Allah

Imām Bukhārī dan Imām Muslim meriwayatkan dari Abu Bakr a-iddīq raiyallāhu’anhu, beliau berkata kepada Rasulullāh allallāhu ‘alaihi wa sallam, “Ajarkanlah kepadaku suatu doa untuk aku baca di dalam ṣalātku.”

Maka, beliau menjawab, “Bacalah:

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ , فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

/Allāhumma inni alamtu nafsī ulman kaīrā, wa lā yaghfiruunūba illa anta, faghfirlī maghfiratan min ‘indik, waramnī innaka antal Ghafūrur Raīm”/

Artinya:

“Ya Allāh, sungguh aku telah banyak menẓālimi diriku, dan tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Maka, ampunilah aku dengan ampunan/maghfirah dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(lihat ṭul-Bārī [2/369] dan Syarh Muslim li an-Nawawī [8/296])

aābat Periwayat adī

Nama asli Abū Bakr aṣ-Ṣiddīq adalah ‘Abdullāh bin Umān. Beliau juga disebut dengan ‘Atiq. Ada tiga pendapat yang menjelaskan nama ini:
  1. Karena Nabi allallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa ingin melihat seorang yang dibebaskan (‘atiq) dari neraka, lihatlah Abū Bakr.” (HR. Tirmiżi, lihat a-aīah [1574]).
  2. Karena ibunya menamai beliau dengan nama itu. Ini adalah pendapat Mūsā bin alah.
  3. Karena keelokan wajahnya, sebagaimana pendapat al-Lai bin Sa’adIbnu Qutaibah berkata, “Beliau diberi julukan dengannya oleh Nabi allallāhu ‘alaihi wa sallam karena keelokan wajahnya.”
Tentang beliau:
  • Beliau adalah lelaki yang pertama kali masuk Islam.
  • Beliau termasuk di antara sepuluh orang Sahabat yang dijamin masuk surga. Lima orang diantara mereka masuk Islam di tangan Abu Bakar, yaitu: Umān, alah, Zubair, ‘Abdurrahmān bin Auf, dan Sa‘ad bin Abī Waqqa.
  • Jumlah ḥadīṡ Nabi allallāhu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan olehnya adalah 142 hadits. Di antaranya delapan belas adī tercantum di dalam aīhain(Bukhārī dan Muslim). Yang disepakati oleh Bukhārī dan Muslim ada enam adī. Yang dibawakan oleh Bukhārī saja ada sebelas adī dan yang dibawakan oleh Muslim saja ada satu adī.
(lihat Kasyful Musykil min adīaiain oleh Imām Ibnul Jauzi, 1/11)
Kandungan Pelajaran
Imām Ibnul Jauzi menerangkan,
“Ẓālim adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Ada pula yang menjelaskan bahwa ẓālim artinya bertindak di luar kekuasaan. Dua batasan ini ada pada diri orang yang bermaksiat. Keẓāliman terhadap diri yaitu dengan memperturutkan hawa nafsu yang dapat mengakibatkan hukuman atasnya, atau menyebabkan berkurangnya pahala, atau membuat dirinya kehilangan suatu keutamaan.” (lihat Kaysful Musykil, 1/12)
Imām Ibnul Jauzi berkomentar,
“Ḥadīṡ ini mengandung salah satu doa yang paling indah karena di dalamnya terkandung pengakuan tentang keāliman diri dan pengakuan dosa. Dosa-dosa itu bagaikan penghalang curahan nikmat. Dengan mengakuinya, akan bisa menghilangkan penghalang itu sehingga terangkatlah sesuatu yang menghalanginya.” (lihat Kaysful Musykil, 1/13).
Beliau juga menjelaskan,
“Doa ini termasuk bacaan yang dianjurkan untuk dibaca di dalam alāt sebelum salam, karena keṣaḥīḥan riwayatnya. Dibolehkan bagi orang yang sedang ṣalāt untuk membaca doa yang diambil dari al-Qur`ān atau yang bersumber dari ḥadīṡ yang ṣaḥīḥ dari Nabi allallāhu ‘alaihi wa sallam, dan tidak boleh baginya berdoa dengan membaca doa lain yang hanya ucapan manusia biasa.” (lihat Kaysful Musykil, 1/13).
Wallāhul muwaffiq
artikel: www.pemudamuslim.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar